Dalam Konfessi HKBP dirumuskan bahwa kita percaya dan menyaksikan, Perjamuan Kudus ialah : memakan roti, dengan roti dimana (parhitean) kita terima daging dari Yesus Kristus Tuhan kita dan meminum anggur, dengan anggur dimana kita terima darah Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kita peroleh keampunan dosa, hidup dan sejahtera (1 Kor 11:17-34); Mat 26; Mark 14; Luk 22). Dengan demikian Perjamuan Kudus hanya sebagai alat atau media saja. Oleh karena itu, melalui Perjamuan Kudus manusia memperoleh keampunan dosa. Melalui keampunan dosa menusia dituntut untuk hidup bersekutu dan hidup dalam damai antara yang satu dengan yang lain.
Gereja Protestan pada umumnya lebih menekankan Perjauan Kudus sebagai
peringatan akan kematain dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Adapun roti
dan anggur dalam sakramen yang berarti bahwa :
a. Roti ;
melambangkan Tubuh Kristus yang disalibkan. Makan
tubuh Krists dalam arti kita dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang
dilakukanNya bagi manusia (Yoh 6: 8-58). Makan roti mengingatkan bahwa Yesus
menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati
serta bangkit, untuk menciptakan tubuh baru yaitu jemaat Kristus.
b. Anggur
melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan
untuk menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan dari tubuh Yesus yang
terpaku di kayu salib untuk pengampunan atau penghapusan dosa seluruh manusia.
Darah yang adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia.
Minum anggur dari cawan pada saat Perjamuan Kudus, mengingatkan kita bahwa
Yesus sendiri telah minum cawan murka Allah yang seharusnya diterima manusia
HKBP memahami bahwa Perjamuan Kudus dipahami
sebagai “parhitean” untuk menerima
tubuh dan darah Kristus yang sebenarnya. Yesus tidak mengubah hakikat roti dan
anggur menjadi tubuh dan darahNya sendiri, juga tubuh dan darah Yesus tidak
melekat pada roti dan anggur, melainkan bahwa melalui Perjamuan Kudus kita
menerima tubuh dan darah Yesus yang masuk ke dalam tubuh rohani kita, sedangkan
roti dan anggur tersebut masuk ke dalam tubuh jasmaniah kita. Artinya Perjamuan
Kudus merupakan sarana menerima tubuh dan darah Kristus.
Melalui Perjamuan
Kudus manusia diyakinkan bahwa dia tumbuh menjadi satu tubuh dengan
Kristus. Dengan demikian segala sesuatu yang adalah kepunyaan Dia boleh
kita namakan kepunyaan kita.
Melalui Perjamuan Kudus manusia diyakinkan bahwa
kehidupan kekal yang telah diwarisinya menjadi milik manusia dan bahwa Kerajaan
Sorga yang telah dimasuki-Nya tak dapat luput dari manusia sebagaimana tak
dapat luput dari Dia.
Sepertinyq keliru kalau dibilang Roti melambangkan Tubuh Kristus dan Anggur melambangkan Darah Kristus, seharusnya saat kita memakan Rori itu artinya kita memakan Tubuh Kristus, dan saat kita meminum Anggur itu berarti kita minum Darah Kristus.
ReplyDeleteMohon hilangkan saja kata melambangkan itu karena bisa jadi salah paham bagi jemaat yang membacanya, karena tradisi Perjamuan Kudus kita itu menggunakan istilah "Cosubstansi" dari doktrin Lutheran.
ya emang harus menggunakan lambang/symbol ibu. jika tidak menggunakan kata itu brrti roti dan anggur tidak memiliki makna sebagai tubuh dan darah Kristus
DeleteBukan melambangkan, tapi seperti tanda
Deletesetuju dgn pernyataan iota
ReplyDeleteKarena konteksnya HKBP yang memakai teologia luther dalam Perjamuan kudusnya. Luther percaya berdasarkan perkataan Yesus dalam kata-kata penetapan maka kita menerima (percaya), bahwa roti dan anggur di sini adalah benar-benar tubuh dan darah Kristus. Luther tidak menolak kehadiran tubuh dan darah Kristus dalam roti dan anggur. Ajaran Luther ini disebut dengan kon-substansiasi (kon=sama-sama): roti dan anggur itu tidak berubah menjadi tubuh dan darah Kristus (trans-substansiasi). Tetapi tubuh dan darah Kristus mendiami roti dan anggur itu sehingga ada 2 zat atau substansi yang sama-sama terkandung dalam roti dan anggur itu.Untuk memperjelas hubungan antara tubuh dan darah Kristus pada satu pihak dan roti dan anggur pada satu pihak, ia memakai suatu kiasan. Ia katakan: api dan besi adalah dua substansi, tetapi kalau besi diletakkan di dalam api, maka kedua substansi itu bercampur baur begitu rupa, sehingga tiap-tiap bagian adalah besi dan api.
ReplyDeleteJadi, Luther percaya bahwa roti dalam Perjamuan Kudus adalah benar-benar roti dan anggur adalah benar-benar anggur. Dalam suatu cara yang tersembunyi tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus berada dalam roti dan anggur. Luther mengatakan bahwa dia percaya bukan saja tubuh Kristus berada di dalam roti dan anggur, tetapi juga bahwa roti dan anggur adalah tubuh dan darah Kristus. Luther mengatakan memang secara rasional mungkin kehadiran tubuh dan darah Kristus dalam Perjamuan Kudus tidak dapat dipahami. Sungguhpun demikian kehadiran Kristus di situ tetap harus dipercayai.